21.55
0
Kemarin kami sudah menyelesaikan sebuah pelatihan terbaru kami di Tarakan.

Materi yang kami sampaikan memang cukup banyak, namun sebenarnya intinya sangat sederhana sekali.

Saat pelatihan berlangsung, kami amati para peserta bisa mengikuti dan terlibat aktif di tiap sesi materi. Inti dari materi pun selalu kami ulang-ulang di setiap awal sesi agar para peserta hapal dan apa yang kami sampaikan menjadi bagian dari keseharian mereka.

Kami rasakan metode tersebut cukup berhasil. Di saat-saat break, para peserta sudah mulai menggunakan kata-kata kunci yang kami sampaikan.

Tapi, saat selesai acara, di saat waktunya kami beres-berberes, hanya ada dua peserta yang membantu kami. Yang satu adalah kepala cabang dan satu lagi adalah staff promosi yang memang ditugaskan men-support event-event yang diadakan cabang.

Sekedar informasi, salah satu materi yang kami sampaikan adalah 'Beri bantun tanpa diminta'.

Kami memang sudah biasa membereskan peralatan kami saat pelatihan selesai. Namun ada beberapa peralatan cabang yang dipakai saat pelatihan dan harus dirapihkan untuk kemudian dibawa ke kantor cabang kembali. Ada perangkat sound, banner, dan beberapa spanduk di parkiran yang harus diurus.

Akhirnya perlengkapan cabang tersebut hanya diurus oleh 2 orang dan sisanya langsung menghilang tanpa bekas. Padahal jelas-jelas saat simulasi 'beri bantuan tanpa diminta' semua sudah proaktif untuk membantu rekan-rekannya tanpa diminta.

Nah yang jadi pelajaran untuk kami, sepertinya pengulangan atau pengaffirmasian materi dari kami masih belum terlalu banyak dan juga seharusnya kita melakukan pemeriksaan pemahaman mereka secara 'live' terhadap materi yang baru saja disampaikan. Dan juga sepertinya kita harus berikan mereka tools yang mudah sebagai pengingat peserta terhadap materi yang kami berikan, sehingga sesaat pelatihan berakhir, apa yang kami sampaikan tidak langsung hilang.

Paragraf terakhir mungkin bisa menjadi salah satu perbaikan kami ke depannya.

Wassalam.. 

0 komentar:

Posting Komentar