10.26
0
Hari ini tepat 16 hari saya meninggalkan rumah dalam rangka rangkaian tugas training di 4 kota. Berangkat tanggal 7 pagi-pagi buta, dan insya Allah akan kembali hari ini tanggal 21 sore (aminnn). Jadwal ini, meskipun saya yang buat, bukan berarti bisa saya buat seenaknya karena harus mengkompromikan dengan jadwal para pihak-pihak yang terkait.

Nah sesuai judul di atas, saya ingin acungkan dua jempol untuk istri saya, yang saya rasakan cukup sukses menjaga gawang rumah kami, walaupun harus berjuang sendirian di rumah bersama 3 anak kami yang masih kecil-kecil..

Biasanya, bukan berarti saya biasa ninnggalin istri ya, saya tugas hanya 3-4 hari dan paling lama 1 pekan, tapi di bulan ini kebetulan jadwalnya yang memang padat sehingga saya harus nonstop dari kota ke kota bertugas.

Kembali ke topik. Asal tahu saja anak terbesar kami baru 4.5 tahun dan sedang sekolah TK kecil, lalu yang kedua sudah 2 tahun 1 bulan, dan ketiga baru 4.5 bulan.

Yang dua pertama laki-laki, dan mereka sepertinya punya jiwa kompetisi yang tinggi, sehingga tidak rela kalau salah satu memainkan mainan yang beda dari yang lain. Akibat ini, rumah kami selalu ramai tiap harinya entah itu oleh teriakan mereka ataupun tangisan mereka.

Saat saya bilang ke istri tentang jadwal roadshow di atas sebulan sebelum saya berangkat dan sekaligus juga menjelaskan alasannya mengapa harus 2 pekan, meskipun agak kecewa istriku tetap menjawab ringan "Oh gitu ya A, Ade ga apa-apa kok ditinggal agak lama, mudah-mudahan anak-anak ga pada rewel aja." Syukur deh responnya cukup baik, tadinya saya sudah siap-siap mengeluarkan jurus-jurus kalau istri saya ngambek. ^_^

Akhirnya saya berangkat senin jam 6.30 pagi ke Padang, dengan dilepas istri & anak-anak dipekarangan rumah. Rasanya agak sedih juga, tapi demi "Kau dan buah hati" Aa pergi tugas dulu ya. 

Setelah sampai, dan menyelesaikan segala tugas (dan jalan-jalan) di hari pertama di Bukittinggi, malamnya saya cek kondisi di rumah, ternyata laporannya aman terkendali.

Setelah beberapa hari berlalu sampai di hari ke sebelas kondisi tetap aman terkendali, gangguan paling-paling hanya rembesan air saat hujan besar dan anak-anak yang menyalurkan energinya dengan berebut mainan.

Di malam keduabelas, saat di Tarakan, si Kedua dan si Bungsu hidungnya meler, dan rada rewel pas tidur malam. Saya beberapa kali dapat SMS laporan pandangan mata saat kejadian. Karena saya tak bisa bantu banyak, saya hanya bisa menjawab dengan kalimat-kalimat motivasi saran-saran perbaikan yang saya yakin istri saya sudah tahu. Tapi akhirnya anak-anak dapat tidur nyenyak di sisa malam.

Saat kembali pulang ke rumah, saya pas sampai saat babak perpanjangan waktu Indonesia vs Malaysia dimulai. Anak-anak sudah tidur, namun Istri saya tetap SIAGA membukakan pintu dan memberikan peluk senyum atas kepulangan saya. Saya lihat kondisi rumah tetap rapih seperti biasa, walaupun sendirian menangani urusan rumah dan anak-anak selama 2 pekan lebih.

Istriku memang super ya...

Published with Blogger-droid v2.0.1

0 komentar:

Posting Komentar