07.32
0
Alkisah, di sebuah desa ada seorang bapak tua yang memiliki anak laki-laki berumur sekitar 17 tahun. Istrinya sudah lama meninggal. Bapak ini memilki seekor kuda putih yang sangat bagus dan sehat, dimana kuda tersebut ditugaskan untuk mengangkut barang maupun orang, sebagai mata pencaharian keluarga tersebut. Ada beberapa keluarga kaya yang menawar dengan harga tinggi untuk membeli kuda tersebut, namun si bapak tua itu tidak mau menjualnya.


Pada saat para tetangga menanyakan alasannya, ia menjawab "Kuda tersebut adalah teman saya, saya tidak mau menjual teman saya."

Tidak lama kemudian, kuda tersebut hilang. Sehingga para tetangga banyak yang mencibir dan menertawakannya, "Wah sial benar nasibmu Pak Tua, kalau kemarin dijual, pasti ada modal untuk usaha. Sekarang uang tidak ada, kudapun tidak."

Dengan bijak bapak itupun menjawab, "Sialnya seseorang tidak dapat dilihat dari satu kejadian ini."

Sekitar 4 hari kemudian, kuda putih bapak tua itu kembali bersama 5 kuda lainnya, kuda liar yang sehat dan bagus-bagus. Tetangganya langsung mengatakan, "Pak tua memang benar kamu tidak sial melainkan sangat beruntung, kamu sekarang kaya Pak tua."

Dengan bijak bapak itu juga mengatakan, "Beruntungnya nasib seseorang tidak ditentukan oleh satu kejadian ini."

Kemudian anak bapak tersebut ditugaskan untuk menjinakkan kuda-kuda liar itu, 4 kuda telah berhasil dijinakkan, namun saat menjinakkan kuda terakhir, ia terjatuh dan kaki kirinya patah.

para tetangga kembali mencibir dan mengatakan, "Sial sekali nasibmu bapak, anak lelakimu satu-satunya sekarang cacat dan tidak bisa membantu kamu bekerja lagi dengan maksimal."

Kembali bapak tua itu mengatakan dengan bijak, "Sialnya nasib seseorang tidak dapat dilihat dari kejadian ini."

Tidak lama kemudian, negara tersebut diserang oleh negara tetangganya yang kuat. Sehingga negara itu memberlakukan wajib militer nasional, dimana setiap laki-laki yang masih muda dan sehat harus ikut turut ke medan perang. Padahal negara ini negara yang lemah, sehingga kecil kemungkinannya akan menang. Dengan sedih para tetangganya berkata, "Memang kamu beruntung Pak tua, anak laki-lakimu cacat, sehingga tidak perlu dikirim ke medan perang, dan anak laki-laki kami kemungkinan besar akan mati di medan perang."

Pembaca yang baik hati, semua peristiwa yang kita alami pada awalnya sifatnya netral, tergantung dari kita yang memaknainya.
Karena tergantung dari kita dalam memberi arti dari peristiwa itu, maka kita bisa buat semua peristiwa yang terjadi pada kita adalah peristiwa yang baik. Jadi, walaupun kita mengalami peristiwa, yang kata orang menyedihkan-sial-tidak mengenakkan dll, kita tetap bisa mengambil sisi positifnya dan motivasi kita tetap terjaga.

Salam Zuper...

0 komentar:

Posting Komentar