09.48
0
Sebagai orang yang katanya "agak pemalu", saya mendapat kemudahan untuk mudah sekali geer.
Tapi dengan seiringnya waktu, rasa mudah geer itu kini mulai agak luntur di diri saya, meskipun kadang-kadang suka muncul juga.

Salah satu contohnya baru saya alami kemarin.

Ceritanya begini.
Setelah mendapat informasi tentang bolehnya menggunakan fasilitas taksi dari perusahaan untuk pergi-pulang kerja di jam normal, dengan PD-nya saya ambil fasilitas itu.

Dan kurang lebih 4 hari pemakaian, tidak ada seorang pun yang memberitahukan ke saya kalau di akhir bulan, akan ada pemotongan gaji bruto saya.
Padahal selama pemakaian 4 hari itu, total rupiahnya lebih dari 1 juta coba, secara saya pergi-pulang Cikarang-Pulogadung tiap harinya.

Dan juga saking PD-nya, di hari ketiga, saat pulang Tanggo dan taksi saya bisa mendahului bis jemputan, saya sudah melambai-lambai ke teman-teman di mantan jemputan saya, sebagai simbol saya tidak naik jemputan itu lagi.

Sampai tibalah hari kelima, saat secara tidak sengaja berbicara dengan orang payroll yang menyatakan bahwa pemakaian voucher taksi itu nanti dipotong terhadap gaji bruto kita.

Deg, langsung hilang kepedean saya. Langsung terbayang kepotong sekitar satu jutaan gaji bulan ini.
Langsung terbayang orang-orang di bus jemputan saya yang mungkin akan meledek kalau saya kembali lagi naik jemputan.
Langsung terbayang bangunnya harus kembali lebih pagi lagi agar tidak ketinggalan jemputan.
Langsung terbayang harus naik motor lagi dengan segala suka dukanya, agar bisa ke tempat tunggu jemputan.

Terlepas dari atasan saya yang kurang lengkap memberikan informasi, sepertinya saya memang terlalu cepat kegeeran, sehingga sisi lainnya saya kurang perhatikan.

Salam Geer, eh, sepertinya lebih cocok "Salam Pede"

Wassalam.



0 komentar:

Posting Komentar