16.49
0
Akhir Maret sampai dengan awal April ini, film kehidupan saya seperti dalam gerak lambat di scene klimaks dalam sebuah babak cerita, sebelum akhirnya kembali ke mode normal di Hari Senin kemarin.

Bagaimana tidak, serentetan peristiwa yang terjadi seperti sebuah skenario yang akhirnya berakhir indah.

Diawali dengan pemanggilan saya oleh pak Bos yang menyatakan kalau saya tahun ini tidak dipromosikan, yang kemudian dilanjutkan dengan masuknya sebuah email harapan yang datang sesaat setelah saya duduk sehabis pemanggilan tersebut.

Belum sempat saya mendiskusikan email harapan tersebut ke Pak Bos, datanglah dua orang trainer dari negeri asal perusahaan kami yang langsung menyampaikan pendapat menggerak ke MD kami untuk memajukan training di perusahaan Kami. Output dari ini adalah ditugaskannya saya untuk membuat rencana program peningkatan system pelatihan di perusahaan kami.

Belum lagi sempat saya mendiskusikan email harapan ke Pak Bos, eh si pak Bos-nya keburu sakit. Lumayan sekitar 4 hari tidak masuk.

Selama menunggu ini, eh si pengirim email harapan memberikan orderan untuk mengisi training, jadilah urusan email harapan itu dilupakan dulu untuk mengisi training.

Si Pak Bos masuk, langsung saya minta janjian meeting tentang email harapan ini. Dan hasilnya, ternyata si Pak Bos mau memperjuangkan agar saya bisa dipromosikan.

Rol film kehidupan saya semakin melambat saat menunggu tersebut, meskipun aktualnya banyak event-event departemen yang kita selenggarakan.

Sampai tibalah hari Senin kemarin di mana secara resmi pengumuman promosi itu disampaikan. Meskipun secara tidak langsung saya sudah tahu keputusannya, tetap saja rasanya badan ini seperti agak melayang (meskipun sebenarnya agak linglung).

Rencana dari Sang Maha Pembuat Rencana, memang sangat hebat.

Ketika saya sudah berencana, membayangkan, sampai mempersiapkan untuk menerima tantangan baru, ternyata Allah punya rencana lain.
Ketika beberapa sahabat dekat sudah memikirkan skenario terburuk ketika saya sampaikan email harapan itu, ternyata Allah punya rencana lain.
Ketika sepertinya bintang terang saya sudah demikian dekat, ternyata Allah juga punya rencana lain, yang mengharuskan saya untuk mencapai peranan terbaik di tempat yang sekarang.
Ketika saya sudah sampaikan ke istri untuk bersiap menghadapi kenyataan suaminya akan lebih sering pulang malam, ternyata Allah punya rencana lain.

Rencana yang ketika mulai terlihat jelas, malah sepertinya membuat saya bingung.

Ketika saya mulai bingung dengan biaya bbm & tol saat nanti diberikan kendaraan, ternyata perusahaan menyediakan tunjangan BBM.
Ketika saya bingung dan pasrah kalau nanti kendaraannya belum datang, harus siap naik motor pulang pergi Cikarang-Pulogadung, ternyata saat sore saya pulang kemarin, langsung ditawarkan fasilitas kantor untuk menggunakan taksi pulang-pergi.

Sampai tulisan ini di publish, saya masih bingung untuk memilih my first car. Apa urusan kaya gini harus istikharah juga??

Wassalam...

0 komentar:

Posting Komentar