00.55
0
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.” Al Qur’an surat Al Hujurat (49):11.

Ayat ini secara jelas melarang kita untuk menjelekkan orang lain karena sangat mungkin sekali kita tidak jauh lebih baik dari orang lain. Tapi kondisi kebanyakannya saat ini bagaimana?

Entah secara sadar atau tidak, kadang kita mengatakan kekurangan orang dalam candaan kita.
Lebih dari itu, kekurangan orang lain tersebut kadang menjadi topik utama dari candaan kita tersebut.

Atau secara tak sadar, kita pernah menambahkan panggilan kita dengan suatu gelar tambahan, yang maksudnya untuk mengakrabkan, ternyata tidak disukai oleh si fulan/fulanah yang bersangkutan. Dengan alasan tidak enak menyampaikannya, si empunya tersebut tidak menyampaikannya ke kita.

Jadi, jika ada yang masih melakukan kesalahan di atas, termasuk kadang-kadang saya sendiri, mari kita saling mengingatkan untuk tidak mengulangnya di kemudian hari.

NB: Maaf ya Udin gembrot, Jono ceking, Bungalafea, Shinta tua, dll, yang mungkin saya panggil dengan panggilan yang melukai hati Anda. Sekali lagi maaf ya..

Wassalam.

0 komentar:

Posting Komentar