Hari kerja, sekitar jam 5.45 pagi, kurang lebih 15 menit
setelah kepergian saya ke tempat kerja. Satu persatu anak kami mulai bangun.
Zahra yang paling kecil bangun pertama, settingan bangun default-nya
adalah: lirak-lirik sambil mencari mamahnya, jika tidak ditemukan, maka mulailah
dia menangis. Ada atau tidak mamahnya, tindakan selanjutnya adalah meminta
gendong ke mamahnya.
Lathif si tengah, bangun yang kedua, settingan defaultnya
adalah: “Susu!!”. Dengan suara nyaringnya, ia teriak untuk minta segelas susu.
Yang terakhir biasanya di sulung, Hariz. Karena sudah 6 tahun
lebih bangun tidur ia langsung ke wc untuk pipis, atau ganti celana kalau
malaemnya dia ngompol.
Jam 6 pagi, rata-rata semua sudah pada bangun, dan mulailah
pasukan anti diam itu mengeksplorasi segalah hal. Dari permintaan sarapan yang
harus segera dipenuhi, lalu sampai berebutan tidak sabar menunggu giliran
disuapin, lalu biasanya berbarengan dengan menonton film kartun, sampai acara
mengacak-acak rumah.
Diluar rutinitas dengan ketiga tabungan masa depan kami itu,
istri saya masih ada tanggungan pekerjaan rumah rutin standar yang cukup banyak
juga item kerjanya.
Dengan job-desc sebanyak itu, istri saya tetap memilih untuk
tidak memakai assisten rumah tangga. Kalau saya tanya alasannya selalu, “Mamah
masih mampu kok..”.
Jawaban yang agak terkesan diplomatis bagi saya, mungkin
yang sebenarnya adalah karena istri saya mengharapkan keridhoan & kebaikan
dari Allah SWT melalui jalan seperti ini, seperti kurang lebih sama dengan
hadits ini:
“Ketika seorang istri mencuci pakaian suaminya, maka Alloh
menentukan 1000 kebaikan untuknya, mengampuni 2000 kesalahannya, dan dimohonkan
ampun oleh semua mahluk yang disinari matahari, serta ditingkatkan derajatnya
1000 tingkat.” (HR. Abu Mansur dalam musnad Firdaus)
Ya Allah, di setiap keringat istriku yang tumpah untuk
mengurus rumah tangga kami, di setiap sel-sel kulit tangganya tangannya yang mengeras
karena mengurusi rumah tangga kami, dan di setiap kerutan di wajahnya, gantikanlah
dengan berlimpah-limpah kebaikan untuknya, ampunilah segala kesalahannya, dan
tinggikanlah derajatnya, mudahkanlah urusannya dalam mendidik & mengurus
anak-anak kami.
Wassalam..
sama dengan istri saya Mas. :)
BalasHapus