Bagi saya setidaknya ada 3 event pribadi yang terjadi di rentang waktu tersebut. Dan ketiganya punya arti masing-masing yang semakin menjadikan ramadhan kali ini menjadi lebih spesial.
Pertama ulang tahun pacar saya di tanggal 5 Agustus kemarin. Selain sebagai pacar ia sekaligus juga merangkap sebagai istri saya tercinta.
Setelah agak terlupa di pagi hari dengan tanggal istimewa ini, setelah teringat langsung saya panjatkan doa agar Allah melimpahkan segala kebaikan kepadanya.
Untuk memperbaiki kealpaan saya di pagi hari, di siang harinya saya ajak anak-anak keluar untuk mencari sepotong kue ulang tahun untuk mama kesayangan mereka ini.
Tak ada yang istimewa saat pencarian ini, hanya saja saat sedang antri di kasir, beberapa tantangan unik mendatangi saya.
Si bungsu yang sedang duduk asik di kereta belanja ternyata sedang mengantuk berat dan hampir saja terbentur kalau saya tidak menahannya. Si bungsu pun langsung saya gendong.
Saya pun meminta Si Sulung dan Si Tengah untuk membantu mengambil barang-barang belanjaan yang belum ditaruh di meja kasir.
Si Sulung langsung mencoba, namun sayang tangannya masih belum sampai meraih barang-barang dari luar keranjang.
Si Tengah tidak merespon saya, tapi hanya diam berdiri di atas kereta belanja dengan ekspresi aneh. Baru saya akan ulang perintahnya, tiba-tiba “pluk”, ada sesuatu yang jatuh keluar dari celananya. Ternyata itu adalah puff-nya Si Tengah.
Dengan tetap mencoba untuk tenang, saya tetap melanjutkan mengambil barang-barang yang tersisa termasuk kue ultahnya sang pacar. Saya yakin orang yang antri pembayaran di belakang saya, melihat dengan jelas puff-nya Si Tengah yang yang jatuh tersangkut di kereta belanja kami.
Alhamdulillah tak ada belanjaan yang terkena telak bom atom tersebut, hanya kue ultah yang terserempet bom tak terduga itu. Tak apalah kena sedikit, lagi pula kuenya masih terbungkus plastik dengan baik, nanti di rumah akan langsung dibersihkan.
Akhirnya dengan agak tergesa, setelah selesai membayar kita langsung menuju parkiran, agar tak ada orang lain lagi yang melihat jejak bom atom itu. Tapi pas di parkiran, karena Si Bungsu masih tidur, dan kebetulan kami mendapatkan parkir yang sangat sempit sehingga kereta belanjanya tak bisa ditaruh di dekat mobil, saya tinggalkanlah dulu Si Tengah yang masih dengan ekspresi anehnya di atas kereta.
Ternyata Si Tengah menangis dengan kerasnya, sehingga mas-mas petugas toko malah mendatang kereta belanja kami, dan saya yakin juga, dia pasti melihat jejak bom atom yang belum sempat dibersihkan tersebut. Dengan ekspresi yang agak di-pede-pede-kan, saya minta maaf ke petugas itu yang langsung memaafkan saya karena tugas membersihkan kereta adalah tugas temannya yang lain.
Dengan langkah seratus segeralah kami cabut dari tempat itu.
Sampai di rumah, setelah saya ceritakan kejadian ini, sang pacar pun mengungkapkan keterkejutannyaa ke saya.
Dari kejadian ini, saya jadi semakin punya gambaran betap susahnya menjaga tiga anak sambil menyelesaikan pekerjaan rumah saat saya tinggal kerja.
Di sekian tahun perjalanan saya di dunia, sangat banyak kenikmatan yang telah saya terima Sang Maha Pencipta. Namun di satu sisi sepertinya sangat sedikit sekali tindakan saya untuk mensyukuri-nya.
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.